Iklan Adsense

Saturday, February 24, 2024

Jalan Tambun - Setu versus Grand Wisata

Jalan Sengon : jalan penghubung Tambun dengan Setu, terjual ke developer
Menurut cerita orang kampung Lubang Buaya dan Cijengkol, Setu, dulu jalan ini menghubungkan Setu dengan Tambun Selatan. Ada angkot yang lalu lalang di jalan ini. Ada juga yang bilang kalau jalan ini dulunya dipersengketakan, mungkin pro kontra yang terkait dengan Grand Wisata. 
Jalan yang bersejarah ini melewati desa Lambang Jaya dan kampung Pekopen kecamatan Tamsel dan desa Cijengkol - Lubang Buaya kecamatan Setu. 

Jalan desa ini kondisinya saat ini tak terurus, masih berupa jalan tanah dan masih ada bekasi kerikil dan aspal. Jalan ini terlantar terutama yang di desa Lambang Jaya, karena sebagian besar tanah disini sudah dibeli oleh developer Grand Wisata (Sinar Mas Grup)

Jalan dari Pekopen ke Setu ini terputus pada sebuah cluster di Grand Wisata, padahal ini kan jalan desa. Inilah akibatnya kalau tanah di kiri kanan jalan desa sudah dibeli oleh developer, jalan desa itu sendiri jadi ikut terjual. 

Untuk kasus begini, dimana kalau jalan desa tsb diukur dan dihitung luas lumayan juga duitnya. Pertanyaannya, kemanakah uang penjualan jalan desa ini perginya? Apakah ke aparat desa, ke Kepala Desa dan jajarannya? Kok bisa ya jalan desa dijual ke developer? Apakah tindakan ini disetujui oleh fihak kecamatan, tokoh masyarakat dan warga? Atau hal ini termasuk hal yang lumrah terjadi? 

Berbeda dg kasus yg menghubungkan desa Trenggilis dg desa Ciketing Gondang, jalan desanya tetap ada walaupun di kiri kanannya ditembok (diparnel) oleh fihak Grand Wisata. Jalan ini menghubungkan kampung Trenggilis yg sudah berubah menjadi "kampung pulau" karena dikepung oleh cluster-cluster Grand Wisata. 

Tampaknya begitulah, fihak pemerintah desa bisa dikalahkan oleh fihak pengembang alias orang kaya, pebisnis besar. Kepentingan umum dan fasilitas umum pun dikorbankan. Uang diatas segalanya

Andai saja jalan ini tidak diputus oleh developer tentu dua kecamatan ini terhubung dengan baik, angkot bisa lalu lalang.

No comments:

Post a Comment