Iklan Adsense

Thursday, February 29, 2024

Kesultanan Indrapura (part 1)

 

Oleh : Emral Djamal Dt. Rajo Mudo

Pendahuluan [1]
Di Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat yang terletak di Selatan Kota Padang, tepatnya di kecamatan Pancung Soal, yang berbatasan dengan Sungai Penuh dan Bengkulu, terdapat sebuah peninggalan sejarah yang  misteri dan sepi dari informasi, yakni Lunang  Selaut dan Indrapura.
          Sejak pertama kali muncul dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Djanuir Chalifah Sutan Indra dengan judul tulisan : Bundo Kandung Pulang ke Negeri Asal.[2]
Dalam tulisan itu diceritakan bahwa menurut sejarah Kerajaan Indrapura, Bundo Kandung serta orang besar Pagaruyung, kembali ke Negeri Asal, kampung halaman nenek moyang mereka, yakni ke negeri asal, keturunan dari pihak Ibu yaitu Alam Mainangqalbi yang disebutkan sebagai Minangkabau Tua.[3]
Bundo Kandung yang kemudian dipanggil dengan nama Mande Rubiah diberikan tempat yang sebaik-baiknya yaitu sebuah negeri yang bernama Lunang yang sekarang termasuk negeri ujung selatan di Kecamatan Pancung Soal, Pesisir Selatan.[4]
Namun menurut keterangan, karena tulisan tersebut tidak didukung oleh sumber data yang jelas, kecuali dengan hanya menyebutkan Kerajaan Indrapura, yang belum banyak dikenal sumber sejarahnya, tulisan itu menjadi diragukan oleh sementara penulis sejarah modern dan membingungkan orang yang belum pernah mengetahuinya. Apalagi mengenai Sejarah Kerajaan Indrapura dengan Bundo Kandung yang dikatakan kembali ke negeri asal-nya.
          Prof. Drs. H. Amura dalam tulisannya dengan judul : Fakta Tentang Bundo Kandung Masih Terus Diselidiki[5],  menerima kejutan baru dari sebuah artikel surat kabar Sinar Harapan terbitan tanggal 3 November 1979, yang memuat tulisan Wall Paragoan dengan judul Bundo Kandung Terakhir Masih Hidup Bergelar Mande Rubiah.
Karena sebagian apa yang ditulis oleh Djanuir mempunyai persamaan dengan apa yang ditulis oleh koresponden SH itu. Yakni mengenai negeri Lunang, yang terletak lebih kurang 223 Km di Selatan Kotamadya Padang, atau sekitar 362 Km dari Batusangkar, Pusat Kerajaan Pagaruyung (dizamannya).
          Djanuir, tidak menceritakan apa latar belakang yang menyebabkan Bundo Kandung pulang ke Indrapura, sementara koresponden SH (Wall Paragoan) menerangkan bahwa kejadian itu ada hubunganya dengan pengasingan.[6]
Kehadiran keturunan Bundo Kandung di Lunang sejak abad ke 12 sampai awal tahun 1970-an, (bahkan sampai hari ini pun)  tetap rahasia bagi orang.[7]
Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan, tetap memberikan perhatian yang serius terhadap peningkatan sejarah ini dengan melakukan pemugaran dan memberikan bantuan perawatan pemeliharaan komplek Makam Bundo Kandung, Dang Tuanku dan Cindua Mato beserta keluarga-keluarga kerajaan lainnya yang berkubur di sana.[8] Namun, terasa memang miskinnya informasi keberadaan dan sejarah-nya..
Itulah kisah-kisah dan berita-berita awal tentang kehadiran sebuah peninggalan sejarah, contoh sebuah misteri sejarah : Makam Bundo Kandung dan Dang Tuangku sebagai bukti bagi siapa saja yang merasa berasal dari keturunan keluarga mereka, diakui atau tidak oleh pakarnya, bahwa Bundo Kandung dan Dang Tuangku tidak terbang ke langit”.
Dan adalah pantas, dan sudah masanya pula bila perhatian sejarah budaya melirik ke sana sebagai sebuah kemungkinan pengembangan objek Wisata Ziarah dan Wisata Sejarah yang  menarik.
 
sumber:
https://yhohannesneoldy.wordpress.com/2014/02/11/kerajaan-usali-kesultanan-indrapura-di-pesisir-selatan-sumatera-barat/

No comments:

Post a Comment