Apakah anda pernah mendengar nama Anjing Mualim? Apakah anda familiar dengan istilah Mualim? Kalau hewan bernama anjing tentu anda sangat mengenal kan?
Anjing Mualim bukanlah sembarang anjing tapi ia adalah anjing khusus atau anjing istimewa. Anjing Mualim bisa diartikan sebagai anjing yang menemani atau menyertai seorang mualim. Lalu apa pula itu Mualim?
Mualim sudah lama menjadi istilah dalam dunia pelayaran, tentunya dunia pelayaran yang biasa dilakoni oleh dunia Islam karena kosakata Mualim itu sendiri berasal dari bahasa Arab. Dalam dunia pelayaran, mualim adalah sebutan untuk anak buah kapal atau bawahan atau pendamping nakhoda kapal. Dalam historiologi Minangkabau, istilah Mualim sudah berubah pengucapannya menjadi Malin tapi karena Tambo merupakan bahasa bertulis maka istilah Mualim juga masih lestari dan istilah Anjiang Mualim tidak berubah menjadi Anjiang Malin.
Dalam Tambo Alam Minangkabau, nama Anjiang Mualim disebut berbarengan
dengan tiga tokoh lainnya yaitu Kuciang Siam, Harimau Campo (Harimau
Champa) dan Kambiang Utan (Kambing Hutan). Keempat tokoh dikaitkan
dengan kisah pelayaran tokoh sentra bergelar Sri Maharaja Diraja menuju
Minangkabau (Luhak Nan Tigo, tepatnya sekitar lereng Gunung Marapi).
Kalau diperhatikan, dua diantara empat nama tersebut dikaitkan dengan
negeri asalnya yaitu Siam (Thailand sekarang) dan Champa (Vietnam
sekarang). Sedangkan Kambing Hutan dikaitkan dengan salah satu jenis
kambing yaitu kambing yang biasa berada di lereng-lereng bukit batu yang
terjal. Begitu pula Anjing Mualim dikaitkan dengan salah satu jenis
anjing yang dimiliki secara khusus oleh para Navigator di lautan.
Apakah nama Anjing Mualim bukan suatu nama yang aneh dan rancu?
Kedengarannya
cukup aneh juga, seorang mualim yang hidupnya sehari-hari mengarungi
lautan kok malah memelihara anjing yang merupakan hewan pemburu. Maka
disinilah letak keistimewaan hewan tersebut. Muncul pertanyaan, apa
gunanya seorang mualim membawa anjing mengarungi lautan? Anjing herder
biasanya dipelihara oleh para polisi untuk melacak keberadaan pelaku
kriminal atau untuk mengendus bahan-bahan berbahaya, maka anjing
tersebut pun disebut anjing pelacak. Anjing sebagai penunjuk arah di
hutan masih masuk akal tapi anjing di lautan untuk apa? Apakah ada
kemungkinan makna lain dari anjing mualim?
Dunia pelayaran Minangkabau kuno
Nama Mualim membawa kita pada zaman pelayaran kuno. Tentunya hal ini berlaku pada zaman sebelum leluhur Minang membangun peradaban dan kebudayaan di pedalaman, di lereng Gunung Marapi. Nenek moyang Minangkabau berlayar dari arah Gujarat atau dari Mesir menuju pesisir timur anak benua India lanjut menyisiri pesisir teluk Andaman hingga perairan barat Siam lalu masuk ke selat Malaka (tentunya sebelum bernama selat Malaka) kemudian terus ke selat Sunda atau ke utara ke Guang Zhou atau pesisir timur Champa (sebelum direbut Dai Viet). Sebagian pelayaran mungkin melalui perairan barat Aceh terus ke pesisir barat Minangkabau sekarang kemudian terus ke Lampung dan Selat Sunda. Inilah rute yang ditempuh Mualim yang punya anjing spesial tersebut.
Kita tahu bahwa orang Minang sejak dulunya memanglah bangsa yang suka merantau atau berdiaspora ke hampir seluruh penjuru dunia.
Anjing Muta’alim?
Ternyata dalam kitab suci Al Quran ada disebutkan mengenai anjing
terlatih yang disebut kalbun muta’allam atau disebut anjing “mau” dalam
ucapan sehari-hari di Minangkabau. Barangkali anjing jenis inilah yang
disebut sebagai anjing mualim, lebih masuk akal daripada anjing
kepunyaan si mualim. Sebagaimana kita ketahui, orang Minang sangat gemar
memelihara anjing untuk kepentingan berburu babi dan berburu hewan liar
lainnya. Di Minangkabau, istilah “mau” untuk anjing, juga ada istilah
“balam mau” yang artinya “burung balam (sejenis tekukur) yang sudah
terlatih untuk diperlombakan bunyinya”.
Kalaulah benar anjing
mualim itu bermaksud anjing muta’allim, maka dapat kita duga bahwa orang
Minang semenjak dahulu sudah akrab dengan ilmu al Quran dan ilmu hadits
sehingga istilah anjing muta’alim menjadi biasa dalam kehidupan
sehari-hari. Mungkin kebiasaan menyebut anjing mualim ini sudah ada
sebelum nenek moyang orang Minang hijrah ke Luhak Nan Tigo atau lereng
Gunung Marapi, yaitu bersamaan dengan era Kucing Siam dan Harimau
Champa.
Siapa sebenarnya Anjing Mualim ini? Bagi sebagian orang/ kultur, anjing ini begitu hina dan dijadikan cacian
ReplyDelete