- Kaum Caniago Panghulu Pucuak Nan Duo Baleh Datuk Rajo Alam (Lubuk Gambir), merekalah yang pertama kali datang ke Lubuk Gambir dari suku Caniago. Mereka turun dari Darek bersama rombongan kaum Penghulu Pucuak 12 yang menyebar di Nagari Bayang Nan Tujuh dulunya. Mereka datang ke Lubuk Gambir sesudah periode kedatangan kaum Penghulu Nan Tujuh pertama di Lubuk Gambir, yaitu Penghulu Andiko. Kaum Datuk Rajo Alam menempati bagian tengah koto Lubuk Gambir. Gelar Sako Penghulu Pucuk Dt Rajo Alam ini diserahkan ke kaum Caniago di Kapencong dengan sebuah perjanjian antara kedua kaum dan penghulunya disaksikan oleh kaum Datuk Rajo Panghulu
- Kaum Caniago Panghulu Andiko Datuk Bandaro Sati, belahan dari Tarusan (Datuk Rajo Sati / Datuk Sati), mereka menempati wilayah Lubuk Gambir bagian baruh. Kaum Caniago Datuk Rajo Alam membagi pusako dengan Caniago penghulu Andiko ini.
- Kaum Caniago Penghulu Pucuk Nan Batigo Datuk Rajo Panghulu dari Koto Muaro Paneh. Mereka belahan tua Dt Rajo Alam di Darek. Kaum ini mendapat bagian pusako dari kaum Dt Rajo Alam yang sudah datang duluan. Gelar Dt Rajo Alam dilipat dulu buat sementara. Yang dihidupkan hanya gelar Dt Rajo Panghulu karena lebih tua secara adat.
- Kaum Caniago yang malakok ke kaum Dt Bandaro Panjang di Koto Baru turun ke Kapencong. Maka diserahkan gelar Penghulu Pucuk Dt Rajo Alam kepada mereka, berikut tanah ulayat pusako Caniago Dt Rajo Panghulu.
1. Paruik Gek Tini
2. Paruik Gek Rabani
3. Paruik Belahan Yang di Lumpo
4. Paruik belahan yang di Painan
1. Paruik Gek Tini
Gek Tini (Kartini) dikabarkan pernah menikah dengan Angku Apung (Abu Bakar) dari kaum kami, suku Tanjung Guci di ikua koto, dan dikaruniai beberapa orang anak tapi meninggal dalam usia muda semua. Kemudian Gek Tini menikah lagi dengan Yah Josan dari suku Malayu Koto Barapak, anak dari Yah Nuh suku Jambak asal Lubuk Gambir. Dari pernikahan inilah, lahir Jamalus yang merupakan ayah kandung dari penulis dan Darwis. Ayah saya, Jamalus, kemudian mewarisi pulo dari mamaknya Djurin gelar adat datuak Rajo Panghulu.
Gek Tini mempunyai 3 orang saudara laki dan seorang kakak perempuan (Raisah). Saudara laki-lakinya bernama Leman (Sulaiman), Djurin, Fikir dan Agus. Djurin kemudian mewarisi Sako gelar Datuk Rajo Panghulu dari mamaknya (Haluh), sehingga ia pun sering dipanggil “Pucuak” karena Datuak Rajo Penghulu merupakah salah seorang dari Pucuk Nan Batigo yang turun dari darek (Luhak Kubuang Tigo Baleh). Haluh bersaudara Kaher, ibu dari Raisah dan ibu dari Sade. Kartini wafat di Kerinci. Sehari sesudah itu wafat pula Darna, anak gadisnya.
Djurin menikah dengan beberapa orang perempuan. Salah satunya adalah saudara perempuan dari Yah Buyuang Baruah di ikua koto. Dari pernikahan ini dikaruniai beberapa orang anak : Baya, Baiti, Pudin, dan seorang laki-laki yang beristri orang Kapujan (Sulin).
Kakak perempuan dari Gek Tini mempunyai seorang anak perempuan bernama Lumat. Lumat ini beranak Marzuki yang kemudian nikah dengan Tinur anak Jaori. Marzuki mempunyai beberapa anak yang tinggal di kota Padang, daerah Jati. Lumat ini yang mengasuk anak bungsu Kartini dari suaminya, Ja’i orang Kapujan.
2. Paruik Gek Rabani
Gek Rabani mempunyai kakak perempuan bernama Kuteh. Gek Kuteh mempunyai beberapa orang anak yaitu : Lela, Jubai dan beberapa orang lainnya (Anis di Bukittinggi dan Agus di Payakumbuh), sebagian tinggal di Bukittingi dan sebagiannya di Padang. Ibu dari Kuteh dan Rabani bernama Tunak, yg tinggal di Lumpo. Adik dari Tunak bernama Ja’i, seorang pekerja pencari upah dan pedagang keliling ke Lubuk Gambir. Rabani juga ikut eteknya berdagang beras dan mengambil upah ke Lubuk Gambir.
Gek Rabani dengan suami pertamanya beranak : Hajar (Ajan) dan Ilih (Koyong), kemudian menikah lagi dengan Yah Yuang Baruah (mamak rumah Angku Pucuak), beranak : Icik dan Isaf.
Ajan menikah dengan Unang dari Malayu Ganting (Bendang), beranak dua laki-laki : Ujang dan Izal. Ilih dengan suami pertamanya (Tajudin) beroleh anak : Imar, menikah dengan Yah Mawin (sepupu dari yah Basin), beranak : Buyung, pik Aruik, Apuak, Andi, si In, Anto dan seorang laki-laki (Zuri).
Icik beroleh anak dari suami pertamanya (Imuih) : supik, dari suami keduanya : Dafril. Isaf menikah dengan Eti anak Tamir.
3. Paruik Lumpo.
Penulis kurang tahu bagaimana dan siapa saja anggota dari paruik ini, tapi kami (saya dan rombongan Paruik Gek Rabani beserta ayah saya) pernah mengunjungi mereka di Lumpo pada malam hari.
Keluarga yang di Lumpo adalah ibu dari Penan (pr), Nusir dan Lapiah (pr).
4. Paruik Painan.
Ada beberapa keluarga disini tapi penulis tidak mengetahui persis nama-nama mereka. Tapi ada informasi bahwa mereka yang masih ada di keluarganya di Painan adalah Rospin, Muis, Boyan, Sofyan Os, Nurma, Upik, Tian dan Sumi. Mereka malakok ke Penghulu Caniago Datuk Kando Marajo kemungkinan turunan dari Sungai Pagu atau Bandar Sepuluh.
Baik paruik Lumpo maupun paruik Painan tidak diketahui dengan pasti hubungan mereka dengan paruik Gek Tini dan paruik Gek Rabani. Menurut cerita dari orang tua-tua, paruik Gek Rabani ini dijemput ke Lumpo oleh Paruik Gek Tini karena mereka kawatir keturunan dari paruik gek Tini ini akan punah secara adat. Dan apa yang dikawatirkan benar-benar terjadi, paruik Gek Tini punah secara matrilineal, tidak ada penerus dari fihak perempuan.
Satu-satunya keturunan dari fihak Gek Tini yang hidup adalah ayah saya, Jamalus Datuk Rajo Panghulu. Gelar adat inipun akan diperebutkan diantara paruik-paruik yang ada yaitu paruik Gek Rabani, Paruik Lumpo dan Paruik Painan.
5. Paruik Tarusan.
Menurut informasi mereka tinggal di Kapuah dan Teluk Raya (Teluk Puyu)
6. Paruik Pasar Baru.
Menurut informasi mereka adalah keluarga Baijar.
Sedikit tentang Paruik Gek Nurani (Datuak Rajo Alam)
Menurut sebuah sumber, aslinya mereka dijemput dari Kapencong, desa sebelah, atas sebuah kesepakatan para ninik. Mereka diberikan tanah perumahan yang lumayan luas dan juga sawah ladang yang juga cukup luas di Ngalau seberang.
Gek Nurani bersaudara dengan Liamat dan Nan Rompeng. Gek Nurani beranak Liar, Mawardi, Gadih, si As, dan Upik Pinang. Sementara Nan Rompeng beranak Wardah dan Pudin. Wardah beranak Eti dan Raflis. Pudin beranak Andi. Liamat tidak diketahui banyak tentang beliau. Konon diketahui bahwa Liamat juga dipanggil Rajo Alam karena ia adalah pewaris Datuk Rajo Alam (caniago Kapencong tapi karena perjanjian, gelar tersebut dilipat saja seperti halnya Datuk Bandaro suku Caniago di ikua koto juga dilipat sehingga semua caniago bernaung dibawah Datuk Rajo Panghulu saja).
Nurani bersaudara adalah anak2 dari Jani. Jani beradik kakak dengan Jaruni dan Pandeka Udang. Pandeka Udang mamak Ali Ahmad bekerja sebagai upas di kantor Wali Nagari dan sebagai upas di Pasar Surantih.
Sekilas mengenai Caniago kaum Datuk Bandaro Sati
Kaum Caniago Datuk Bandaro Sati bermukim di sebelah barat korong suku Koto (Tanjuang Gadang kaum Datuk Rajo Intan), di sebelah utara korong Bendang kaum Datuk Rajo Dihilir (sebelum bernaung pada Dt Sari Mole), di sebelah timur dari korong Guci kaum Datuk Bandaro Gamuak (bernaung pada Datuk Tandilangik).
Paruik-paruiknya terdiri dari:
- Paruik Yuana-Inyang
- Paruih Siroh
- Paruik Lanih-Bidah (rumah gadang Datuak Bandaro Sati)
- Paruik Cian-Asna
- Paruik Tiali (rumah gadang Imam Malelo, malinnya suku Caniago secara keseluruhan)
No comments:
Post a Comment