3. Indrapura, Sosok Pintu Yang Rumit
Dari sekian banyak pelabuhan-pelabuhan emas dan rempah-rempah di Sumatera, khususnya yang dikunjungi petualang-petualang pemburu emas ke pantai pesisir barat Sumatera seperti Pancur, Tiku, Pariaman, Sungai Nyalo Tarusan, Bayang, Salido, Bandar Sepuluh, Muara Sakai Indrapura dan Bengkulu, ternyata tidak banyak yang mengenal Indrapura.
Namun kemudian Rusli Amran, mencoba memberikan informasi tentang keberadaan Indrapura melalui bukunya Sumatera Barat Hingga Plakat Panjang[16] dan Padang Riwayatmu Dulu.[17] Tetapi itu hanya berupa catatan peristiwa sejarah yang terjadi pada masa kompeni Belanda, Inggris dan kemudian Aceh, yang saling bersaing memperebutkan pengaruhnya di Sumatera Barat, Pesisir Barat Minangkabau waktu itu.
Begitupun Kertas Kerja tulisan Djanuir Chalifah St. Indera tentang Sejarah Kerajaan Indrapura yang disampaikan dalam Seminar Sejarah dan Kebudayaan Minangkabau (1970) belumlah banyak mendapat tanggapan penulis-penulis sejarah, karena tidak adanya bukti yang otentik. Padahal Indrapura adalah sosok pintu yang rumit menutupi latar belakang tonggak-tonggak sejarah Minangkabau di Sumatera Barat dan sejarah Islam Nusantara, pada zamannya. Menyimpan banyak rahasia kejayaan dan kekayaan pulau Sumatera. Terjepit antara kepentingan-kepentingan petualangan Portugis, Inggris, dan VOC Belanda yang mengkambing hitamkan Aceh.
Indrapura sebelumnya juga merupakan kunci yang memegang rahasia urat tunggang perjalanan sejarah raja-raja Kerajaan Melayu Nusantara, Sriwijaya, Darmasraya, Pariangan, Minangkabau, Pagaruyung dan Aceh yang kemudian menyebar ke daerah lain di kawasan Nusantara ini. Runtuh dalam ketersembunyiannya, memendam rahasia sejati, namun tetap tegar dalam reruntuhannya, kaya dalam kerahasiaan, mistis dalam kepercayaan, namun miskin dalam keberadaan sejarah, masa kini.
Indrapura, Pusat Negeri Pagar Dewa yang terlupakan, panglima besaryang gagah berani di daratan, penguasa laut pesisir barat Sumatera khususnya pesisir barat Minangkabau, dan “raja dewa” yang pada zamannya mewarisi “kekuatan langit sejati” sebagai Khalifatul Alam. Memiliki Tujuh Makam Kedudukan Raja berupa Pandam Pakuburan Raja-raja Nan Basasok Bajarami, disebut sebagai ustano basa atau tepat gobah keramat, situs purbakala yang menjadi bukti sejarah raja-raja dan sultan-sultan usali (asli) negeri ini.
No comments:
Post a Comment